PELATIHAN GMP : PENINGKATAN HYGENITAS KUALITAS, DAN DAYA SAING IKM PANGAN KOTIM


Pelatihan untuk IKM  khususnya Di kota Sampit, dilaksanakan pada hari Sabtu,(14/10/2023) berlokasi di Warunk hangout di Jalan Pelita Timur,kabupaten kotawaringin timur.

Pelatihan tersebut diikuti oleh lima orang pemilik IKM yang bergerak dibidang usaha bakery dan wadai khas sampit. Pemateri pelatihan adalah dosen-dosen prodi TIP UPR yang sudah tersertifikasi GMP dan ahli bidang keamanan pangan,setelah selesai melakukan pelatihan diadakan juga sesi diskusi dan evaluasi hasil pelatihan. Menurut peserta pelatihan, perlu adanya pelatihan serupa untuk mendukung keberlanjutan IKM/UMKM pengolahan pangan di daerah Kotim. Penyampaian materi GMP Peserta diberikan pengetahuan mengenai cara penerapan GMP dan Perntingnya penerapan Keamanan Pangan.

SOLUSI YANG DITAWARKAN MELALUI PELATIHAN
Dalam rangka menyikapi permasalahan IKM pengolahan pangan di Kabupaten Kotawaringin Timur, dibutuhkan pelatihan penetapan mutu dan keamanan pangan. Hal teserbut dapat tercapai dengan penerapan persyaratan dasar program jaminan mutu seperti GMP. Ruang lingkup Pelatihan GMP meliputi lokasi, bangunan, fasilitas sanitasi dan hygenitas,karyawan, mesin dan peralatan, persiapan bahan baku, pengawasan proses, produk akhir, pengemasan dan pelabelan, penyimpanan, pemeliharaan, pendistribusian, dokumentasi dan pencatatan, pelatihan dan penarikan produk.

Terkait daya saing ikm diberikan pemahaman mengenai efesiensi dan efektifitas produksi serta strategi manejemen pemasaran. Penyampaian materi peningkatan daya saing Materi yang diberikan juga tentang bagaimana cara UMKM memiliki yang berdaya saing, Sesi diskusi Sesi setelah pelatihan adalah diskusi pelaku UMKM dengan dosen tim pengabdian mengenai permasalahan dan tantangan yang dihadapi.

Dosen Pendamping Wirausaha Masyarakat Menurut Data Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, pertumbuhan industri mnakanan dan minuman di triwulan II-2022 mencapai 3,57 persen, lebih tinggi dari periode yang sama tahun sebelumnya yaitu 3,49 persen.

Direktur Jendral Industri Agro Kementerian Perindustrian menyebutkan bahwa industri makanan dan minuman berkontribusi sebesar 37.82 persen, menjadikan sebagai subsektor dengan kontribusi PBD terbesar. Sebagai salah satu motor penggerak yang krusial bagi pembangunan ekonomi.

pengertian Industri Kecil Menengah (IKM) sangatlah bervariasi. Di negara maju, IKM merupakan sumber inovasi produksi, penciptaan tenaga kerja terampil dan teknologi. IKM dapat lebih cepat dalam menghadapi perubahan permintaan pasar karena lahir dari wirausahawan yang kreatif dan inovatif.

Berdasarkan data BPS Kabupaten Kotawaringin terjadi inflansi di Kabupaten Kotawaringin Timur karena adanya peningkatan harga yang ditunjukan oleh naiknya indeks harga beberapa kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan indeks paling tinggi yaitu 0,95 persen.

Produk dari pengolahan hasil pangan memiliki prospek yang sangat baik, karena makanan dan minumnan merupakan hal pokok yang harus dipenuhi manusia.Dikutip dari berita gerbangdesa com terjadi peningkatan jumlah Industri Kecil Menengah.(IKM) di Kabupaten Kotawaringin Timur setiap bulannya. Hal tersebut didasarkan bahwa bisnis produk makanan dan minuman olahan dianggap sangat menjanjikan. 

Beberapa aneka produk  olahan  yang diproduksi oleh para yakni,  keripik berbahan baku pisang. wadi jelawat, bawang dayak, sirup nenas, gula merah, dan lainnya Menurut IKM penahasil produk wadi, pangsa pasar khususnya di daerah Kotawaringin Timur masih terbuka luas. 

Hal tersebut juga karena bahan baku untuk produk olahan tersebut tersedia cukup melimpah dan mudah didapatkan.hal yang perlu ditingkatkan pada produk olahan pangan IKM tingkat lokal adalah pemasaran produk untuk memperkenalkan produk hingga keluar daerah. Perlu adanya memberikan pembinaan dan pengetahuan tambahan agar lIKM terarah, berdaya saing dan berkembang.

PERMASALAHAN YANG DIHADAPI IKM PENGOLAHAN PANGAN.

Seiring dengan perkembangan industri pangan, banyak ditemui permasalahan seperti pencemaran pangan pada makanan yang dikonsumsi.  Salah satu penyebab dari permasalahan tersebut disebabkan produk-produk pangan terkontaminasi pada saat proses produksi, penyimpanan ataupun saat pendistribusian produk.

Sehingga perlu adanya pelatihan dan pendampingan yang tepat pada proses pengolahan dan pembuatan material komunikasi yang memenuhi standar, Penting adanya penerapan pola Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPPOB)/Good Manufacturing Practices (GMP) demi mendukung kualitas dan keamanan pangan yang tebih baik.

Dengan adanya dukungan dari pemerintah dan berbagai pihak, diharapkan IKM pengolahan pangan di Kabupaten Kotawaringin Timur dapat terus berkembang dan menjadi bagian penting dari perekonomian daerah.

Total Kunjungan:

433140

Total Kunjungan

88

Pengunjung Hari Ini

721

Total Pengunjung Kemarin

3205

Total Pengunjung Minggu Lalu

144380

Total Pengunjung Perbulan

36095

Total Pengunjung Perhari

1

Total Pengunjung Sedang Online